Tinggal di apartemen atau rumah mungil yang tak memiliki halaman, bukan berarti tak bisa bercocok tanam. Justru dengan keterbatasan tersebut, seorang desainer produk menciptakan karpet unik, yang dibutuhkan ketelatenan untuk menjadikannya alas yang nyaman dan hangat.
Adalah Pia Wustenberg, yang mengembangkan karpet dari rumput. Produk yang diberi nama The Living Carpet ini, teksturnya lembut seperti bantal berwarna abu-abu. Di dalamnya terdapat bibit rumput, yang didesain khusus dan memiliki pola tertentu.
Saat tumbuh, nantinya rumput bisa berbentuk bunga atau keriting spiral. Pia mendeskripsikannya sebagai 'kualitas organisme hidup dalam benda mati'.
"Saya suka hiruk-pikuk kota, tapi saya benar-benar merindukan sebuah taman yang bisa duduk di situ dan merawatnya. Inilah yang membuat saya terinspirasi untuk membuat karpet taman," kata Pia, dikutip dari Daily Mail.
Lumut dan biji rumput dijahit ke dalam lapisan karpet secara hati-hati. Untuk menumbuhkan rumput, hanya membutuhkan siraman air, sehingga sensasinya seperti memiliki taman dalam ruangan.
"Karpet terbuat dari serat alpaka, yang lembut, tetapi bisa merangsang lumut untuk tumbuh. Dibutuhkan waktu lama untuk menjahit lumut pada karpet . Untuk karpet ukuran besar memakan waktu sekitar tiga hari dengan biaya sekitar £1.000 (Rp14 juta)," ujar Pia.
Ia juga mengembangkan konsep furnitur taman dalam ruangan. Yaitu, menciptakan sebuah sofa yang bisa jadi 'perkebunan' kentang. Satu kali panen sofa ini bisa menghasilkan lebih dari tiga kilogram kentang. Anda ingin memilikinya?
Sofa yang bisa dibuat untuk menanam kentang.
0 komentar:
Posting Komentar