Sudah 10 hari cowokku (Adi) pulang ke daerah, hari jumat saat dia datang, aku malah ada acara kampus yang mengharuskan aku menginap di luar kota selama semalam. Kebetulan umat pagi itu adalah saat kedatangan tamu tak diundang, yaitu bulananku. Padahal aku mengharapkan tidak datang pada hari itu, supaya aktifitasku tidak terganggu dan hari sabtu saat aku pulang, aku dan Adi dapat ML sepuasnya, seperti yang telah kami rencanakan sebelumnya. Namun apa dikata, ternyata bulananku harus datang di saat yang tidak tepat.
Hari jumat telah berlalu dengan banyak kesibukan jadi membuatku sangat capek. Sabtu siang aku pulang ke kostku, sampai di sana kira-kira jam 4 sore. Aku beristirahat sebentar, lalu mandi dan keramas karena udara saat itu terlalu gerah.
Sewaktu aku mandi, Adi sudah datang dan mengetuk kamar mandiku. (Kebetulan anak-anak kost semuanya pulang ke rumah masing-masing dan tante kost tidak menginap di situ, pembantu pun cuma datang di pagi harinya, jadi ada saat kebebasan buat kami berdua). Sebelum Adi mengetuk, aku sudah tau suara berisik saat pintu depan dibuka dan ditutup kembali. Adi sengaja mematikan lampu kamar mandi dari luar, supaya aku mengetahui kedatangannya.
Aku teriak supaya Adi mengambilkan handuk dan baju mandi yang aku lupa bawa ke dalam sebelumnya. Dia mengambilkan semuanya itu, dan saat aku buka pintu kamar mandi, dia memaksakan diri untuk masuk, aku menolaknya karena saat itu keadaanku sedang kacau dan basah kuyup. Aku kuci kembali pintu kamar mandi, setelah selesai memakai handuk, aku mengenakan baju mandi dan keluar dari kamar mandi, masuk ke kamarku dan mengambil kunci lalu mengunci pintu depan. Pintu kamarku pun tak lupa aku kunci. saat itu Adi sudah di dalam kamar. Aku cium dia, dan Adi pun membalas ciumanku. Memang kita cuma berpisah selama 10 hari, tapi bagi kami itu adalah waktu yang lama, mengingat sebelumnya kami selalu bersama.
Adi membuka baju mandiku yang saat itu aku memang tidak memakai pakaian dalam apapun juga. Baju mandi aku taruh di atas spring bed untuk tatakan supaya darah tidak menetes di seprei berwarna biru laut yang sengaja aku pasang waktu hari kamis malam untuk kenyamanan Adi saat dia datang ke kamar kostku di hari Sabtu ini.
Aku pun tidak mau kalah, aku serbu dengan membuka kancing-kancing kemejanya satu per satu.
"Kamu udah nggak sabar ya, chay?", katanya.
"Iyah.. emang kenapa?", balasku.
Sesudah mandi tadi, aku sudah mencuci bagian ku yang paling sensitif dengan sabun khusus beraroma anggrek, supaya Adi semakin bergairah saat mencumbuiku dan mengerjaiku nanti. Aku lanjutkan dengan membuka resleting celana panjangnya, aku peloroti dan aku juga membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat sembulan Mr. happy di dalamnya, walaupun belum tegak bak tiang bendera atau senjata yang siap diluncurkan, tapi bentuknya yang seperti molen membuatku gemas sekali untuk memainkan dan mengulumnya.
Aku mematikan lampu di kamarku. Rambut basahku tetap kugerai. Tetesan airnya jatuh ke bahunya, tapi Adi tidak mempedulikannya, dia memainkan kedua buah dadaku, dan memilin-milin kedua putingku juga. Aku cium bibirnya dengan sangat liar, turun ke leher, demikian juga dengan dia. Kami menikmati dan mengerang keenakan. Adi mulai menciumi daerah dadaku. Dia menghisap putingku yang sebelah kanan, lalu dilanjutkan yang sebelah kiri. Aku tetap menciumi lehernya, bagian favoritnya, karena dia merasa horny saat aku cium lehernya yang masih ada aroma parfum wangi.
Adi tidak sabar, lalu mendorongku ke spring bed yang ukurannya 180x200, pas banget buat kami, tidak terlalu sempit, jadi kami masih bisa leluasa bercinta.
"Chay, kan bulananku lagi dateng..", kataku.
"Gak Papa chayank, sabun dan air kan banyak", balasnya.
"Apa kamu nggak jijik, kan banyak darah!", lanjutku.
"Enggak.. tenang aja!", jawabnya dengan sabar.
Kami tidak langsung melakukan ML, tapi Foreplay terlebih dahulu. Aku di posisi bawah, gaya missioner. Adi menciumi bibirku, melumatnya dengan liar. Begitu juga dengan aku. Telah dirasa sudah cukup, Adi membuka, membentangkan kedua pahaku dan aku pun melingkarkannya di pinggang dia. Dengan tangan kiri yang bertumpu pada spring bed dia memasukkan Mr. happy ke miss cheerful ku dengan tangan kanannya, tentu saja dengan pelan-pelan dan hati-hati. Dia beberapa kali harus mencari lubang yang pas, karena sempat meleset, tapi akhirnya berhasil juga.
"Akh.. chay!", desahku.
"Kenapa..? hmm..!", tanyanya.
"Aku horny banget", balasku.
"Bagus chay, ayo jangan ditahan.. Keluarin aja.", lanjut Adi.
"Iya, kamu juga ya sayang!", pintaku juga padanya.
"Lubang kamu sempit banget chay, begini ya kalo lagi haid?"
Adi semakin mendorong tititnya ke dalam memekku dengan keras.
"Ough.. iya sayang terus! Kamu nyaman kan posisi ini?", tanyaku.
"Iya.. nyaman banget", jawabnya.
"Jangan ditahan chayank! Teriak saja kalau perlu, disini tidak ada siapa-siapa selain kita berdua."
Aku dan Adi sudah puas dengan posisi seperti itu. Kami berdua melihat ada darah di selakangan Adi. Dia minta supaya aku melepas tititnya untuk sementara waktu dan memintaku untuk mencuci memekku. Kita berdua masuk ke kamar mandi dan membersihkannya bersama-sama. Aku kagum dengan Adi, karena dia tidak pernah jijik melihat dan menyentuh darah kotor dari diriku.
Permainan kami lanjutkan kembali tetapi tentu saja dengan posisi yang berbeda, woman on top alias aku di atas. Ini adalah posisi favoritku dimana aku bisa merasakan kepuasan dan hasrat bercintaku. Adi mulai memasukkan barangnya ke lubang surga ku. Aku mulai berteriak kecil dan mengeliat, tanda awal dari kenikmatanku.
"Ehmm.. chay, enak banget nich, nikmat banget!", kataku pada Adi.
"Iyah.. chayank.. teruskan, sampai kamu orgasme yach!", ajak Adi.
"Tapi bener kamu nggak jijik?", tanyaku sekali lagi.
"Iyah.. ayo chayank, sampai kamu puas. Goyang terus, ayo donk, lebih cepat."
"Iyah chayank.." jawabku.
Aku mulai merintih keenakan dan aku merasakan aliran dan sengatan kecil mengalir di tubuhku. Entah kenapa ML kali ini sungguh luar biasa. Cepat sekali sehingga aku hampir mencapai kenikmatan sempurna.
"Aku dah hampir sampai chay.." kataku sambil menikmati batang penisnya yang memenuhi dinding rahimku.
"Iyah, chay. Ayo teriak saja saat kamu dah orgasme. Jangan malu-malu."
"Aughh.. Aku dah sampai chay!", aku teriak bersamaan dengan sengatan luar biasa yang menghampiri tubuhku saat itu.
Adi meminta aku untuk melepas penisnya lagi, aku berusaha mengeluarkannya, kini giliran Adi yang merintih sakit saat aku melepas penis dari memekku. Kami berdua mencuci kembali alat kelamin kami masing-masing. Tak lama kemudian setelah bersih, kami mulai lagi bermain. Kali ini kami menggunakan gaya becinta doggie, alias nungging. Ini adalah posisi yang enak buat kami berdua. Aku mulai bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki ditekuk, bertumpu pada lutut, Adi berlutut di belakangku, memegang penis dan memasukkannya, aku agak merendahkan posisiku supaya Adi dapat dengan mudahnya memasukkan penisnya. Adi tidak tanggung-tanggung lagi memasukkannya, langsung terasa seperti ditusuk benda tumpul ke dalam liang vaginaku. Beberapa kali dia dorong penisnya, dia masuk keluarin, ini yang membuat paling nikmat bagi kami berdua.
Selang beberapa menit kemudian Adi berteriak, "Chay dah mau keluar nich!"
"Iyah chay..", jawabku.
Adi langsung mencabut tititnya dan mengeluarkan air maninya di telapak tangannya sambil berteriak. Banyak sekali cairan putih kentalnya itu, mungkin saking sudah lama tidak dia keluarkan. Setelah semua cairan sperma dikeluarkannya, Adi menuju kamar mandi dengan bugil untuk mebersihkan diri. Aku cuma di kamar aja sambil berberes. Setelah dia keluar dari kamar mandi, baru aku yang kesana untuk membersihkan vaginaku.
Sesudah berpakaian, kita berdua memutuskan untuk pergi ke mall, membeli makanan dan beberapa alat mandi. Mall tidka jauh dari kostku, jadi kami hanya berjalan. Jam menunjukkan pukul 6, langit masih terang. Hari sabtu memang ramai sekali di mall, apalagi supermarket. Kami membeli beberapa barang dan tidak lupa kami juga membeli suplemen pembangkit libido. Makan malam kami santap setelah dari supermarket, lalu kami pulang dan minum suplemen itu, menurut keterangan suplemen itu harus diminum 2X sehari, tetapi kami langsung meminum 2 pil sekaligus.
Tidak lama setelah kami meminumnya, kami mulai masuk kamar, menonton televisi, tapi tangan Adi dan tanganku mulai meraba masing-masing dari tubuh kami. Baju kami masing-masing, kami tanggalkan semua. Kali ini foreplay kami buat lebih lama, karena yang pertama tadi kami rasa kurang lama, disebabkan rasa ketidaksabaran kami yang terlalu kangen untuk melakukan hubungan ini.
Seperti biasa kami saling bercumbu, beciuman, bermesraan, akhirnya kami pun mulai bersiap-siap dengan posisi Adi di atas, berlanjut dengan posisi dia di bawah sampai kami berdua puas, walaupun sebenarnya aku masih kurang puas, mungkin karena tenagaku yang pertama tadi sudah kucurahkan semua. Tapi efek samping dari suplemen ini memang luar biasa bagi kami berdua, kami menjadi semangat kembali untuk bercinta semalaman di malam minggu itu.
Selama ini kami memang berhubungan tanpa menggunakan pengaman, Adi memakai kondom tapi hanya untuk sesekali saja, saat aku ingin merasakan rasa aroma buah dalam kondom itu saja. Aku pun juga tidak meminum obat anti hamil atau obat KB, atau semacamnya. Aku hanya percaya pada Adi saja, bahwa dia pun tidak menginginkan aku hamil sebelum kami nikah, karena kami berdua masih duduk di bangku kuliah. Kami pun juga tidak ingin mengecewakan kedua orang tua masing-masing. Perkiraan kami masih tiga tahun lagi untuk melangsungkan pernikahan, setelah kami lulus dan mencari kerja dulu.
*****
Begitulah pengalaman bercinta kami berdua. Selama 11 bulan kami telah bersama, suka duka kami jalani bersama, kami harap bisa langgeng sampai selamanya, setidaknya itu adalah komitmen dari kami berdua, dan tak lupa semoga yang di atas juga merestui hubungan kami berdua, walaupun kami telah berani melakukan hubungan intim selayaknya suami istri. Semoga para pembaca Rumah Seks ini juga memberikan restu pada kami berdua.
0 komentar:
Posting Komentar